Ibu telah mengajariku banyak hal...
Merangkak, tertatih, berdiri, bejalan hingga berlari...
Kini kedua kakiku telah mampu menopang kehidupanku sendiri,...
dengan peluh yang tidak sedikit dan airmata yang terpaksa harus tumpah karena menahan sakit, semua pengorbanannya kurasa kini tak sia-sia menyaksikan aku yang kini juga sedang belajar untuk berlari.. kontribusi nya bagi kehidupanku sangat nyata... walaupun memang dia tidak pandai merangkai kata ...namun dia tetap manusia hebat yang sangat mengagumkan untukku, untuk hidupku...
22 tahun sudah aku dilatihnya berjalan, meraba medan yang tidak mulus untuk dilalui atau bahkan terkesan ekstrem dalam penglihatanku..segala rasa takutku ditepisnya, diajariku olehnya untuk melawan ketidakmampuanku dalam segala hal...Dia bentuk aku menjadi wanita tegar yang mandiri...yang terbiasa untuk menopang kepalaku sendiri saat aku butuh bersandar pada bahu seseorang...tidak! aku tidak melakukan itu, hanya akan membuatku semakin lemah dan aku paham itu..
Medan ekstrem bernama Impian yang menjelma konkret menjadi cita-cita itu belum juga selesai pada garis finishnya.. masih terlalu jauh katanya..aku mulai bosan untuk berjalan..aku ingin berlari mengahampiri garis finish itu yang sudah mulai terlihat menebal pada penglihatanku dari jarak aku berjalan sekarang, dan ibu hebatku tidak pernah bosan untuk mengajariku..lalu ia ajarkan aku untuk berlari..dia menjadi cheerleaders terbaik didunia untuk memberiku energi saat aku mulai lelah untuk belajar berlari...dan tidak memberiku kesempatan untuk berhenti .. katanya hidupku terlalu singkat untuk hanya berhenti pada satu titik..dimana garis finish masih berjarak dari titik tempatku berhenti...jangan berhenti berlari..dan jangan kembali berjalan ketika kamu sudah sanggup untuk berlari, begitulah kira-kira pesan yang kuterima dari nonverbalnya, ya karena lagi-lagi harus ku katakan dia tidak terlalu pandai merangkai kata...namun itu bukan cacat buatku..dia tetap wanita mendekati sempurna...
Tak terlalu banyak dia ajarkan aku norma..karena aku dibentuknya sebagai manusia logis yang hanya melakukan dan mempercayai sesuatu yang berargumen jelas dan masuk diakal orang-orang waras....tidak diijinkannya otakku berhenti berpikir, bahkan disaat fisikku sedang rehat, karena hanya otaklah yang melambangkan kualitas diri sebenarnya, kemampuan berpikirku terus diasahnya, begitu kritis sehingga tak jarang terlihat apatis bahkan skeptis..tapi sosok seperti inilah yang diinginkannya tumbuh dalam pribadiku..kira-kira begitu karena aku hanya bisa menangkap maksud implisitnya, karena lagi-lagi dia pernah pernah berkata secara lugas tentang harapannya kepadaku..entah..mungkin karena tidak ingin menutut pikirku..benar-benar wanita tanpa manja ibu hebatku, tak pernah kudengar dia merengek akan harapannya padaku..
Semua sikap tegasnya telah mengantarkan aku menjadi wanita berpemikiran lugas...
Tak pernah dia ajarkan aku menjadi manja..dia hanya ajarkan aku untuk keras bekerja..
Tak pernah dia ajarkan aku menjadi boneka..dia selalu ajarkan aku menjadi wanita ber-IQ diatas rata-rata..
Tak pernah dia ajarkan aku menjadi pelayan bagi gender yang berbeda..dia selalu ajarkan aku setara dalam pemikiran dan kinerja dengan mereka..
Dan ibu hebatku telah mengajariku segalanya tanpa latarbelakang pendidikan tinggi...tanpa kalimat lugas yang mudah untukku mengerti..dia tidak mengajariku dengan bahasanya..dia mengajariku dengan sikapnya...
Sikap dimana dia tidak pernah berkata untuk meminta...
Aku tak pernah dengar suaranya untuk menyatakan harapannya padaku..
Dan itu membuatku kagum pada ibu hebatku...membuat aku tidak pernah bisa berkata tidak...
Ketika wanita itu bersuara.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar