Langit jingga bertanya pada saya tentang letihnya berjelaga..
Saya tertawa, mendongak angkuh ke arah awan untuk menelanjangi kesendirian...
Kata itu terdengar nikmat, sama persis dengan rasanya,
lalu mengapa harus dipertanyakan?
Ketika lazuardi waktu mengaduk semua cita dan asa, itulah rasa kedamaian..
Lalu langit bertanya lagi, bukankah itu kehancuran?
Saya tersenyum sinis memandang sang pemilik rona jingga...
Lalu apa bedanya kehancuran dan kedamaian? Mereka sama-sama rasa, bukan?
Buih waktu tak dapat dikristalkan, dia mengalir mengahantarkan rasa...
sejauh apapun kamu berusaha menahan, itu sama saja dengan metafora belaka...
kecanduan akan kedamaian dan ketakutan akan kehancuran hanya akan membawa kamu pada pertanyaan tak berkoma...
Semua hanya cerita yang tak lepas dari tanda baca, hanya rasa bukan akhir dari nikmatnya nirvana...
Mendengar jawaban saya...
sang rona jinggapun tertawa murka, mungkin dia mabuk rasa,
hingga tak mampu lagi mencerna..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar