Jumat, 10 Februari 2012

Empat...



Ketika empat menggenapkan, maka kami tidak akan pernah bertiga apalagi berdua..

Empat menjadi angka sakral ketika saya bertemu dengan mereka...

Empat menjadi penuh filosofi yang sarat arti..

Empat tiba tiba menjadi jumlah yang tak karuan indah....

Empat adalah ketika kami bersama...
Berbagi tawa , rasa, cita, asa, dan cinta , hingga mabuk dibuatnya...

Empat adalah ketika kami meledak dalam tawa...
Dan mengharu biru dalam tangis pilu...

Jangan berpikir empat adalah serupa...
Kami tidak serupa apalagi sama...empat menyatukan kami dalam harmoni...

Empat adalah sebuah cerita tanpa koma, tanpa jeda,dan hanya mengalir tanpa hilir...






-dedicated to my lovely best friends-
Anggadewi rizkiana, Jehan soraya nova, dan Lidwina francisca.....

Resolusi tanpa isi...


Setengah jam lebih sudah kertas kosong itu ada dihadapan saya...

Tapi saya belum juga tau mau menulis apa, Cuma ada judul dengan tulisan besar diatasnya
“resolusi 2012” dan selebihnya...kosong...

saya suka bingung kalo ditanya tentang rencana , visi, misi bla..bla...bla...

Bukannya saya tidak suka merencanakan sesuatu,
Tapi belakangan ini hidup saya penuh kejutan...
Jadi untuk apa merencanakan ‘mega proyek kehidupan’ ???

Terkadang sesuatu yang datang tiba-tiba, terjadi tiba-tiba tanpa rencana itu lebih membuat hidup berwarna dan bahagia...

Tahun-tahun yang lalu saya selalu membuat rencana-rencana untuk hidup saya diawal tahun, mungkin istilahnya ‘resolusi’ lancar sekali saya menulis semuanya seperti orang kesurupan wangsit...
Dan minimal 80% rencana selalu dalam status ‘mission complete’  tapi semua kegiatan merancang ‘mega proyek kehidupan’ itu terhenti di awal tahun 2011, berawal dari kesibukan saya yang kelewat menguras konsentrasi dan tenaga pada saat itu, hingga saya kelupaan membuat resolusi...

Dan saya baru sadar di bulan ke tiga tahun itu bahwa saya tidak membuat resolusi apa-apa, tapi uniknya, justru saya sadar disaat saya telah menyelesaikan salah satu mimpi terbesar saya yang tidak tertulis di lembar bernama ‘resolusi’ yaitu menyelesaikan studi S1 saya dengan gelar cumlaude...

Sejak itu saya sadar, resolusi hanya lembar kertas biasa yang ada goresan tintanya... tidak ada energi apa-apa didalamnya... hanya mimpi-mimpi besar yang dipecah dalam bagian kecil agar lebih rasional dan realistis untuk dicapai...

Realistis?? Bukannya tidak ada yang tidak realistis ketika kita percaya bisa mencapainya?? lalu mengapa harus meminimaliskan mimpi dan cita-cita dengan sebuah rencana yang dituangkan dalam selembar kertas?

Beberapa kejadian hebat dalam hidup saya, justru terjadi ditahun tanpa resolusi yang saya rancang, beratus kejutan hadir ditahun lalu, manis, asam, pahit, hambar hingga saya mabuk rasa dibuatnya... banyak pelajaran berharga dari setiap kejadian yang ada...dan itu tidak saya rencanakan dalam selembar kertas..

Akhirnya saya tidak menuliskan apa-apa dalam kertas itu....lalu stok mimpi dan harapan saya???tetap tidak habis, justru semakin bertambah berjubel memenuhi kapasitas otak saya yang semoga semakin bertambah agar saya bisa merealisasikan semuanya tanpa perlu rencana mendetail...

Saya tidak tau akan bertemu siapa, mencapai apa, akan kemana dan akan seperti apa tahun ini...
Tapi yang saya tau, saya hanya punya persediaan semangat, energi dan doa yang saya rasa lebih dari cukup untuk menjalani tahun ini dengan hidup baik yang lebih baik dari sebelumnya yang bahkan terbaik....

Dan semoga cukup untuk meraih semua harapan, mimpi dan cita-cita saya tahun ini, dengan selembar kertas resolusi tanpa isi....

Khayalan dungu dan sepenggal lagu ‘malaikat juga tahu’ .....

“ karena kau tak lihat terkadang malaikat, tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.. , namun kasih ini silahkan kau adu, malaikat juga tau, aku yang jadi juaranya”


Seperti biasa peri kecil itu ada di ujung bukit bunga matahari, disana dia sering menghabiskan waktu untuk bercanda ceria dengan kupu-kupu, bermain dengan belalang, dan berdiskusi berat dengan bapak berang-berang...

Kali ini dia sedang asik bermain air di genangan bekas hujan tadi pagi di samping bunga matahari,...
Tiba-tiba loncatan kaki kecilnya terhenti saat melihat pantulan bayangannya sendiri...sang bunga matahari bingung lalu bertanya, peri kecil tertunduk dan bersandar di sebuah daun besar...

“ hey bunga matahari kenapa aku berbeda? Knapa aku tidak diciptakan seperti mereka? Mereka cantik, mereka putih dan.... bersayap...”
“ lalu kau ingin sayap?” tanya sang bunga matahari
“ aku ingin cantik”
“ jadi kau ingin sayap atau ingin cantik?” tanyanya lagi

Peri kecil terdunduk bingung menjawab pertanyaan sang bunga matahari, peri kecil tidak cantik dan tinggi tidak juga punya sayap untuk terbang seperti teman-teman peri yang lainnya...

“ Kalau kau ingin cantik, bagiku kau sudah cantik..”ucap bunga matahari
“ Benarkah? Kau bohong!”
“ Hatimu cantik, peri kecil..itu lebih penting dari parasmu” bijak sang bunga matahari menerangkan

Peri kecil bangun,kembali ceria, dilepas lagi sepatunya, kali ini dia berlarian ke tengah taman untuk bertemu si kupu-kupu....



*****





“ Lelahmu jadi lelahku juga , bahagiamu bahagiaku pasti, berbagi takdir kita selalu, kecuali tiap kau jatuh hati... “


Peri kecil berbaring di tengah padang ilalang bersama curl peri pria kecil berambut ikal sahabatnya sedari lahir...
Berbagi cerita menjadi menu harian mereka...
Bermain, bertengkar lalu akur lagi lalu bertengkar lagi, bercerita, berdiksusi bahkan berdebat hingga pagi bukan lagi hal baru bagi mereka...
Yang peri kecil tau, dia peduli pada curl,lebih dari apapun...
Pernah saat curl sakit , peri kecil berlarian panik kerumahnya sampai-sampai lupa pakai sepatu, curl melihatnya lalu tertawa bahagia campur haru...

Kini mereka kelelahan karena berlarian di padang ilalang seharian...
Peri kecil memandangi curl, ada yang aneh di sorot mata teduhnya... lalu peri kecil memucat pasi...
‘tidak..tidak..jangan lagi...’ ucap peri kecil dalam hati....
Peri kecil hafal betul siapa peri pria yang ada disebelahnya, peri kecil mengenalnya sebaik dia mengenal dirinya sendiri...
Belum selesai gemuruh dalam hatinya, curl sudah keburu bicara...

“hey peri kecil, aku jatuh cinta dengan peri cantik bersayap putih yang amat bersih, aku bertemu dengannya akhir pekan di bawah bunga matahari yang paling depan” ucap curl penuh ambisi

Peri kecil tersenyum semampunya, bibir kecilnya tiba-tiba pucat pasi, begitu juga dengan hatinya...
‘tidak..tidak..jangan lagi...’ ucap peri kecil dalam hati....




*******



“kau selalu meminta untukku temani, dan kau selalu bercanda andai wajahku diganti, melarangku pergi, karna tak sanggup sendiri”


Peri kecil tidak pernah salah tebak, dia hafal betul akan seperti apa jalan ceritanya, peri kecil bukan sutradara dari cerita bukan juga pemeran utama atau aktornya, dia hanya penonton sekaligus penggemar...penggemar sang pemeran utama, yang akan tersenyum paling antusias ketika melihat curl, sang pemeran utama bahagia, dan menangis paling keras ketika melihat sahabatnya itu sedih dan berduka...

Peri kecil tidak pernah suka jalan cerita sahabat tercintanya... tapi dia juga tidak kuasa untuk merubah alurnya, walau tau akhirnya akan seperti apa...

Kali ini peri kecil dan curl ada dikelopak bunga matahari, peri kecil terdiam memandangi curl yang membisu seperti batu... rambut ikalnya berantakan tak karuan, badannya kurus seperti tak terurus , matanya cekung tak terukur karena kurang tidur, bibirnya terkatup tidak ada lagi senyum yang meletup- meletup..

“ walaupun kau tidak cantik, tapi kau sahabatku yang terbaik” ucapnya bercanda sambil tersenyum  semampunya..

Peri kecil menghela napas, tidak tega melihat sahabatnya, peri pria yang amat dia cintai kacau seperti ini, padahal pemandangan seperti ini sudah pernah dilihatnya bahkan berkali-kali...
Peri kecil tidak sanggup lagi, dia lalu berdiri dan sudah ingin beranjak..sebelum tangan curl yang halus menggenggamnya erat sambil berkata...

“jangan pergi peri kecil, aku ingin kau temani.....”

‘ sudah kukira akan begini...kau patah hati.... lagi....’



***********



“ kali ini hampir habis dayaku membuktikan padamu, ada cinta yang nyata, setia hadir setiap hari, tak tega tinggalkan kau sendiri, meski sering kali kau malah asik sendiri...”


Peri kecil sedang duduk disamping sang kupu-kupu bercerita antuias tentang indah nya pelangi tadi pagi saat hujan kuyub membasahi...
Sang kupu-kupu mendengarkan dan tersenyum kagum, peri kecil selalu bisa membuat semuanya ceria dan terlihat seru...dan kupu-kupu sangat tau itu...
Sejenak peri kecil terdiam dan memandangi kupu-kupu...

“seandainya saja dia mendengarkan aku dan memandangiku kagum seperti kamu” ucap peri kecil pada kupu-kupu...

Dia yang paling disayangi peri kecil, dia yang telah menjadi hal terpenting bagi hidup peri kecil, dia yang sangat dikenal dan mengenal peri kecil dengan baik, dan dia yang tidak juga sadar bahwa ada seorang peri kecil yang tidak cantik menyanyanginya dengan sempurna,tanpa koma, tanpa syarat dan selalu menggenggamnya erat ....

Dia...adalah curl...

“lalu dia dimana sekarang?” tanya si kupu-kupu...

Peri kecil mengangkat bahu tanda tidak tahu, bukankah begitu? Selalu ada dunia curl sendiri, yang peri kecil tidak pernah ada situ...menanti..dan terus menanti....



“ karena kau tak lihat terkadang malaikat tak bersayap, tak cemerlang, tak rupawan.. , namun kasih ini silahkan kau adu, malaikat juga tau, aku yang jadi juaranya”




















Inspired from “ malaikat juga tahu” by dee... penulis hebat yang paling saya kagumi....

Jangan mengetuk jika tidak ingin masuk...

Pintu itu tidak terbuka, tidak bisa dibilang tertutup juga..
sepertinya sang empunya membiarkan seperti itu saja..

Beberapa orang silih berganti mencoba mengetuknya...
entahlah apa yang ada dikepala mereka, entah rasa, cita atau justru asa...

sesekali ada yang mengetuk dalam waktu yang bersamaan...
jika sudah begini, sang pemilik pintu akan kelimpungan terganggu sendirian...

ada yang pelan mengetuk,
lalu pergi lagi karena tidak sabar menunggu pintu akan dibuka...

ada yang mengetuk dan memaksa masuk...
ah... tipe yang seperti ini, malas sekali saya menanggapinya...

ada yang menggedor-gedor pintu penuh keyakinan ingin masuk,
namun baru mendengar suara tapak kaki mendekat, dia sudah lari tunggang langgang lalu menghilang...

ada yang sering mengetuk, lalu pergi lalu datang lagi lalu pergi lagi...
ah entahlah apa maksudnya, tentu saya juga tidak yakin ketukan dia diniati...

ada yang mengetuk sesekali memanggil nama saya dengan pasti...
ah yang satu ini... saya tau apa maksudnya,dia orang baik..apakah dibukakan??entahlah... mungkin nanti...

saya hanya sering tersenyum sopan pada mereka seraya berkata :
"jangan mengetuk jika tidak ingin masuk"


entahlah kapan pintu itu resmi dibuka lebar kemudian menerima tamu lagi...
yang si pemiliknya tau, tamu sejatinya akan mengetuk suatu saat nanti..
dengan ritme dan waktu yang tepat...
kalau pintu belum juga terbuka, dia masih ada disitu...
karena dia tau, bahwa pintu itu akan terbuka untuknya, sekarang, besok atau lusa toh itu hanya masalah waktu....

pintu itu adalah hati...
hati yang tau pasti akan kedatangan tamu sejati.....

Doa Ceria...


Dear Tuhan yang maha baik,
Boleh ya aku mengintip sedikit saja catatanMu...
Mendadak aku ingin tau siapa sebenarnya pendampingku kelak...
Sebelumnya aku suka kejutan, tapi tiba-tiba  saja menunggu menjadi hal yang membosankan...
Mungkin Engkau sudah mau menyentil telingaku karena usil ingin tau...
Atau justru Kau marah karena ketidaksabaranku meniti laju waktu?

Dear Tuhan yang maha baik,
Boleh ya aku sedikit saja mengintip  biodata di folderMu...
aku ingin tau seperti apa pendampingku kelak,
agar aku bisa belajar memahami  dan menyayangi dia dengan tepat ..
eeemmmmm...siapapun dia, semoga bisa mencintai aku penuh dan menerima aku apa adanya... biar kami bisa terus bersama-sama dalam situasi apapun... baik tertawa maupun ditimpa duka...
oh iya, satu lagi... semoga dia selalu setia kepadaku , agar kami tidak bertengkar melulu...

Dear Tuhan yang maha baik...
Boleh ya aku mengintip sedikit saja kalender milik Mu
Aku ingin tau, kapan aku dipertemukan dengan pasanganku...
agar aku bisa mempersiapkan diri untuk menjadi wanita terbaik dan tercantik saat hatinya (bukan hanya matanya) melihatku...
Eeeemmm kapanpun itu, semoga hanya ada tanggal  awal bertemu...dan tidak ada tanggal akhirnya...
Kapanpun itu, Semoga saat aku bertemu dengan dia, aku sudah menjadi  yang terbaik, biar dia jatuh hati lalu aku bisa membahagiakan nya terus menerus tanpa titik...

Dear Tuhan yang maha baik
Boleh ya aku mengintip sedikit saja peta milikMu...
Aku ingin tau dimana kami akan bertemu...
Agar aku bisa memakai baju terbaik dan dandan tercantik saat pergi ketempat itu...
Dimanapun itu, aku harap itu tempat terindah yang membuat aku mengeluarkan senyum paling manis saat dia tidak sengaja melihatku dan semoga jatuh hati selamanya kepadaku..
Dimanapun itu semoga itu tempat dimana kami hanya bisa mengatakan “ingin bersama” tanpa pernah bilang “ ingin berpisah”....
Dimanapun itu semoga tempat itu menjadi tempat paling  romantis untuk dikenang sampai kami mati...

ah... sepertinya aku sudah terlalu banyak meminta ya?
harapanku tidak ketinggian kan, Tuhan?...

Terimakasih Tuhanku yang maha baik,
aku tau Kau di atas sana tersenyum mendengar semua doaku...




Nb : sudah dulu ya Tuhan, kapan-kapan kita sambung curhat-curhatan lagi...love u God....

Mabuk Rasa...

Langit jingga bertanya pada saya tentang letihnya berjelaga..
Saya tertawa, mendongak angkuh ke arah awan untuk menelanjangi kesendirian...

Kata itu terdengar nikmat, sama persis dengan rasanya,
lalu mengapa harus dipertanyakan?

Ketika lazuardi waktu mengaduk semua cita dan asa, itulah rasa kedamaian..
Lalu langit bertanya lagi, bukankah itu kehancuran?
Saya tersenyum sinis memandang sang pemilik rona jingga...
Lalu apa bedanya kehancuran dan kedamaian? Mereka sama-sama rasa, bukan?

Buih waktu tak dapat dikristalkan, dia mengalir mengahantarkan rasa...
sejauh apapun kamu berusaha menahan, itu sama saja dengan metafora belaka...
kecanduan akan kedamaian dan ketakutan akan kehancuran hanya akan membawa kamu pada pertanyaan tak berkoma...

Semua hanya cerita yang tak lepas dari tanda baca, hanya rasa bukan akhir dari nikmatnya nirvana...

Mendengar jawaban saya...
sang rona jinggapun tertawa murka, mungkin dia mabuk rasa,
hingga tak mampu lagi mencerna..

Pahlawan Modal Bahu...

Untuk jadi pahlawan, kamu tidak perlu punya kekuatan super...
tidak perlu punya jubah batman, ataupun pakai tuxido bertopeng...

Kamu cukup perlu punya bahu...
ya bahu untuk saya...

kamu tidak perlu repot-repot jadi bodyguard yang menemani saya setiap hari
jadi satpam yang melindungi saya dari penjahat kelas teri, ataupun jadi supir pribadi yang siap mengantar saya kemanapun saya pergi...

saya hanya ingin bahu kamu yang cukup nyaman untuk saya,
cukup nyaman untuk saya bersandar sepanjang malam, dan tidak jenuh untuk ada disitu...

saya hanya ingin bahu kamu yang cukup kuat untuk menopang tangis saya sepuasnya...
kamu hanya perlu diam dan ada disitu, tidak perlu melucu atau menghibur... bahu kamu akan jadi satu-satunya hiburan bagi saya..

dan biarkan semua tangis saya tumpah ruah sampai tuntas dibahu kamu...
sampai saya sesenggukan, diam, dan tersenyum lagi kemudian...

hanya itu modal kamu untuk jadi pahlawan saya...
bukan kekuatan super, jubah batman, atau tuxido bertopeng...

Dan...
" Pahlawan modal bahu"
akan menjadi panggilan paling mesra sepanjang masa buat kamu....

Kamis, 09 Februari 2012

Anniversary Patah Hati....

Seperti mencintai kamu,

Berpisah dengan kamu juga bukan merupakan pilihan untuk saya,
melainkan keharusan...
keharusan yang bukan diputuskan oleh saya, ataupun kamu, entah apa...

semuanya seperti sistim autopilot yang tak bisa saya kendalikan...
tidak boleh ada yang keberatan baik saya maupun kamu, karena itu tidak akan merubah sedikitpun keadaan bukan?

Saat kamu berkata pada saya untuk melupakan kamu, dan mencari orang yang lebih baik,
saya tertawa geli, bagaimana mungkin kamu mengatakan semua itu seolah-olah itu adalah sebuah pilihan bagi saya?...
jika memang saya bisa, saya sudah melakukannya sedari dulu tanpa perlu instruksi dari kamu...

Hey bung,
apa kamu belum mengerti  juga? Sistim otak saya tidak berkorelasi baik dengan sistim hati saya..
dan celakanya hanya otak saya yang bisa saya kendalikan, bukan kata hati saya...
bukankah dulu juga hati saya yang telah memilih kamu?

Setengah tahun sudah semua berlalu,
Bukan sebuah waktu yang singkat ataupun panjang, toh ini semua hanya masalah waktu...

Dan Kamu??
Kamu sudah pulih dan terlihat lebih baik, jauh lebih dulu dari pada saya...
Mau kamu atau saya yang lebih dulu pulih, lagi-lagi itu hanya masalah satuan waktu, bukan?
Yang akan memulihkan saya layakya kamu, dan hanya itu....