Kamis, 29 September 2011

Hujan Di Taman Belakang...



Bau hujan menggangu indera penciumanku..entah hidungku yang terlalu sensitif atau memang bau itu tidak bisa tidak untukku kenali...

Bau yang sama, rasa dingin yang sama dan irama bunyi yang nyaris sama..namun lebih nyaring saat itu...

Aku berbalut t-shirt tipis dan celana pendek kesayanganku...kamu mulai heran melihat  kostumku...”dingin?” 5 detik kamu menatap mataku...aku menggeleng dan kamu kembali sibuk dengan diammu...

Sepi...hanya hujan riang bernyanyi dan sesekali suara cicak yang usil mengintip kita dari balik mini rak kesayangan ayahku...aku tidak berhenti tersenyum sedari hujan mulai datang... “ knapa senyum terus? “ tanyamu singkat “ seneng...” jawabku sambil tertawa kecil, kamu ikut tersenyum....

Dua jam hampir berlalu aku dan kamu masih terdiam takjub melihat hujan, seakan kita tidak pernah melihatnya sepanjang hidup...kamupun masih sibuk dengan diam mu..terbawa dalam duniamu sendiri, dimensi dimana aku tidak bisa masuk kesana untuk mencari tau, .dimensi dimana aku hanya ada diteras untuk menunggu kamu keluar menemuniku...

aku dan hatiku tidak sedang berdiskusi..diam,aku hanya tersenyum dan sesekali meremas  tanganmu yang sedari tadi kamu kaitkan ke tanganku...erat... seakan ada power glue yang menyatukan.


Taman mungilku mulai kuyub karena ulah hujan..tak apa...justru itu membuatnya indah..lampu tamanku mulai terang tanda sore harus rela digantikan malam...kursi tempat kita duduk juga mulai tergusur oleh hujan..tapi kamu tidak perduli..diam dan terus tenang berjibaku dalam duniamu yang entah apa..

Satuan waktu masih berlaku dan Hujan sepertinya kehabisan energi untuk terus menemani kita..kamu mulai kembali dari duniamu, keluar dari dimensimu untuk kembali menemui aku didunia nyata...

“ Damai banget...pengen begini terus sampai kakek-nenek,bisakan?” sepasang mata innocent dan bibir kecil terindah milikmu memintaku penuh harap.

Lalu kamu terdiam lagi...hujan mulai pamit,

Sebenarnya aku begitu ingin menjawab satu harapanmu dengan banyak harapan yang ingin aku nyatakan:

“kalau begitu....mari kita menikah ditengah taman bunga matahari”
      “mari kita berdansa dibawah hujan disawah yang menguning”
                 “ mari kita berbulan madu ke ujung laut pulau papua“

Tapi bibirku justru terkatup rapat...
Aku  hanya bisa tersenyum...senyum yang tidak pernah seantusias ini.... :) 






- kenangan 26 April 2011,aku, kamu,  hujan di taman belakang... -

“ Jika Anda tak suka terhadap sesuatu, Ubahlah. Jika tak kuasa merubahnya, ubahlah sikap Anda. Jangan Mengeluh! “


“ Jika Anda tak suka terhadap sesuatu, Ubahlah. Jika tak kuasa merubahnya, ubahlah sikap   Anda. Jangan Mengeluh! “

-          Maya Angelo  -


Saya terdiam membaca quote ini di buku yang saya baca... hal sepele memang, namun terlalu krusial untuk diabaikan, jika mau di evaluasi akan kita temukan terlalu banyak hal yang tak berhenti membuat kita mengeluh... apa sebenarnya yang kita keluhkan?? Situasi yang tidak sesuai dengan harapan kita atau justru sikap kita yang tidak cukup capable menghadapi situasi yang tidak sesuai dengan harapan?


Apapun itu, bukankah mengeluh tidak akan menyelesaikan masalah kita?, juga tidak dapat membuat hati kita menjadi sedikit lebih bahagia...saya juga menjadi bingung, dilihat dari sudut manapun mengeluh bukanlah hal yang menguntungkan untuk dilakukan namun mengapa masih juga sering untuk dilakukan? Kita dikaruniai Tuhan benda ajaib bernama otak yang memproduksi hal yang bernama rasio...itu memungkinkan kita untuk melakukan sesuatu berdasarkan hukum untung-rugi...lalu mengapa kita masih sering melakukan hal yang tidak meguntungkan kita? Atau bahkan merugikan kita...

Karena dengan mengeluh sama dengan kita “menelanjangi” diri kita sendiri dengan memperlihatkan kelemahan dan ketidakmampuan kita dalam menghadapi sesuatu..bukankah kita selalu berupaya untuk menutupi kelemahan kita?

Bukankah perbedaan antara kesulitan dengan kesempatan itu hanya terletak pada sudut pandang kita dan cara kita menyikapinya?
Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan, juga
Selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan....
Jika demikian, hipotesisnya : keluhan kita adalah simbol ketidakmampuan kita menyikapi kesempatan dalam situasi yang ada.

Saya juga bukan orang hebat yang tidak pernah mengeluh, namun saya sedih mendengar dan melihat berbagai keluhan dewasa ini....ketika kita dihadapkan pada masalah bukankah akan lebih bijak jika kita sibuk untuk berpikir mencari solusi daripada menguras energi kita yang berharga dengan ‘mengeluh’....temukan solusi itu..lalu jalankan dengan penuh keyakinan dan keberanian...karena apapun hasilnya nanti itu akan lebih baik daripada hanya mengeluh dan tidak melakukan apa-apa, kalaupun gagal, bukankah itu akan menjadi suatu pelajaran yang sangat berharga, karena kemenangan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah gagal, melainkan karena kita mampu bangkit kembali setiap kali kita gagal,  maka tolong jangan hindari kegagalan, karena kegagalan hanya dapat kita hindari dengan tidak melakukan apa-apa dan menjadikan apa-apa. Dan kehidupan seperti apakah yang akan kita ciptakan dengan tidak melakukan apa-apa?

       Merasakan kesedihan itu sangatlah wajar dan manusiawi, terlebih ketika kita mengalami kegagalan namun menenggelamkan diri dalam keluhan tak berkoma juga saya rasa bukanlah hal yang baik,berbagi cerita dengan orang lain akan lebih membantu, bedakan berbagi cerita dengan berbagi keluhan, tentu saya yakin kita cukup cerdas membedakan intonasi kedua kalimat tersebut, terkadang orang lain jauh lebih objective menilai kita sehingga bisa memberi saran yang membantu.

Terima hidup tanpa syarat, hilangkan berbagai persyaratan untuk merasakan bahagia, mungkin dengan seperti itu mahluk berakal seperti kita akan bisa meminimalisir keluhan :)

Saya sangat yakin bahwa kita mampu menjadi generasi yang ikhlas untuk selalu merasa bahagia apapun yang diberikan Tuhan kepada kita, dan berupaya untuk mengkreasikan itu agar menjadi kehidupan yang lebih baik lagi, menjadi generasi berhenti mengeluh agar dapat memaksimalkan energi untuk bekerja cerdas dan keras untuk mewujudkan semua impian kita.

Simpan keluhan dan ketakutan kita untuk diri kita sendiri, sebarkan keberanian dan senyum kebahagiaan kepada orang lain, agar dunia ini dipenuhi kalimat dan senyum keoptimisan untuk memperbaiki wajah kehidupan...  :)

Selasa, 27 September 2011

pagi yang berbeda



Pagi ini berjalan seperti biasa...

Hambar..tidak ada sesuatu yang cukup menarik bagi saya...hanya ritual pagi hari untuk menjaga stabilitas mood saya sampai malam nanti...

Lipat selimut, berdoa, senam kecil, ambil handuk, makan roti dan susu dan berangkat ke kantor...

Perjalanan pagi ini cukup padat, mobil saya berhenti di tempat...
Di tengah kebosanan saya, saya melihat 2 anak kecil berlari-larian di trotoar jalan, mereka memakai seragam putih merah, ditengah kemacetan yang menghimpit, mereka tidak perduli , melompat-lompat ceria bercanda berlarian melawan asap kendaraan jahat yang sesekali mengenai wajah halus mereka...

Ada sinar optimisme dan antusiasme yang sangat dalam di mata anak2 itu...mereka tidak peduli asap kendaraan, jalanan macet, atau keadaan trotoar jalan yang cukup rusak...itu semua tidak mengurangi antusiasme dan mood mereka untuk memulai hari dengan tawa ceria mereka...

Ah kepolosan itu...ya..tawa polos itu saya sangat merindukan tawa itu ada di wajah saya entah sudah berapa lama saya tidak tertawa selepas itu...saya juga iri pada sorot mata itu...penuh antusiasme menantang hari...betapa berbeda dengan saya yang hanya terprogram seperti robot...tanpa rasa...

Saya membayangkan saat terakhir saya yang sudah berumur 20an terjebak dalam tubuh dewasa saya tapi dengan tawa ceria anak2 seperti mereka, tertawa lepas, berlarian, tak perduli apapun di sekitar saya, apapun itu tidak akan merusak mood dan antusiasme saya saat itu, karena saya menantang hari dengan asa di mata saya...ceria...tidak dengan otak yang terprogram seperti robot sekarang ini...hampiir setahun yang lalu...dan kini saya menemukan diri saya terjebak dalam runinitas tanpa jiwa yang hampir membuat saya kehilangan rasa....

Rasanya malu sekali melihat mereka yang begitu antusias menantang masa depan yang belum pasti, sedangkan saya yang sudah jelas masa depannya didepan mata malah kehilangan antusiasme untuk meraihnya...

Baiklah...terimakasih anak2! Kalian memberi pelajaran berharga untuk saya pagi ini tanpa kita harus saling mengenal dan berinteraksi...keep your spirit...dan temui saya 15 tahun lagi ketika kalian sudah jadi sarjana, pengacara,guru, pengusaha atau ibu rumah tangga  dan ceritakan bagaimana kepolosan kalian bisa menebus impian kalian...

Jalan masih macet, 20 menit sudah...

Hey kalian!
Jangan pergi dulu dari situ! Tetaplah terlihat di pandangan saya! Saya ingin melihat lebih lama lagi senyum ceria penuh antusiasme itu... agar saya bisa belajar menirukannya ... sesempurna kalian tersenyum menyambut  pagi dengan semangat kepolosan kalian... 
  


Senin, 26 September 2011

fairytales don't always have a happy ending, do they??

Dua tahun saya bermimpi jadi puteri di kerajaan...

Dan tentu saja kamu pangerannya...

Baiklah mungkin mimpi saya berlebihan... dan ternyata punya harapan tinggi kalau jatuh itu sakit ternyata...

Yang saya sesalkan kenapa baru sekarang saya  sadar kalau fairytales itu tidak mungkin jadi kenyataan, sangat bertolak belakang dengan yang dikatakan mama saya waktu kecil...

Pertama saya hanya kesal..lalu menangis..lalu tertunduk seperti orang dungu... ternyata seperti ini rasanya kehilangan mimpi...

Tidak banyak yang bisa saya lakukan..hanya menjalani hidup saya seperti biasa saja..tidak banyak yang berubah, kecuali hati saya yang belum juga mau berkomunikasi baik sama saya, mungkin masih dalam tahap perbaikan...

Dua tahun meninggalkan banyak cerita..bahkan bagi saya itu bukan hanya sebuah cerita, itu adalah cerita saya dengan kamu dan itu jauh lebih berharga dari semua barang yang saya punya kalau bisa rasanya ingin saya gadaikan semua barang2 saya untuk menebus kamu kembali ke hidup saya... tapi sepertinya sia2...saya rasa hanya keajaiban Tuhan yang bisa mengembalikan kamu ke hidup saya lagi...

 Dua Tahun yang bahagia tanpa pertengkaran yang berarti..kamu selalu baik, kamu terlalu manis umtuk menghancurkan semuanya dengan wajah innocent kamu, bahkan saya masih tidak percaya kalau semuanya sudah berakhir..

Kadang- kadang saya masih suka salah bicara saat orang2 bertanya pada saya, “ punya pacar?” dan dengan yakin saya jawab “sudah” lengkap dengan keterangan kota kamu berada yang memang jauh dari saya..maaf..saya lupa kalau saya sudah jadi masa lalu kamu, bukan masa depan kamu lagi...

 Setelah semuanya berakhir kamu malah sering sms saya, menanyakan kabar dan keadaan saya, mungkin kamu khawatir saya akan minum racun seranngga, mengukir nadi tangan saya dengan silet atau terjun bebas dari gedung lantai 15 tapi tenang saja...saya cinta hidup saya, walaupun saya lebih cinta hidup saya yang ada kamu didalamnya....tapi saya ingat Tuhan akan selalu menjaga saya apapun yang terjadi.....

Belakangan saya sadar kalau ternyata saya tidak hanya jatuh cinta sama kamu tapi juga dengan harapan- harapan indah saya bersama kamu..mungkin itu yang menyiksa saya...karena mencintai kamu bukan hal yang menyakitkan...justru sebaliknya itu mengembalikan semua energi saya yang pernah hilang..kamu membawa warna di hidup saya, kamu memperbaiki senyum saya, kamu membawa semangat hidup dan mimpi2 baru bagi saya, kamu membuat saya percaya bahwa fairytales itu bisa jadi kenyataan...bukan kah cerita kita juga sudah seperti dongeng? Tapi bedanya sampai detik ini belum ada akhir yang bahagia buat kita..dan kamu pernah meyakinkan saya bahwa semuanya itu bisa jadi kenyataan bersama kamu....baiklah mungkin kamu juga sudah lupa bagian yang satu itu...

Memang tanpa kamu bumi masih berotasi pada porosnya, bulan masih pada bentuk dasarnya dan ,  mataharipun masih memancarkan panas luar 6000 derajat celcius, , artinya tidak  ada kerusakan kronis pada bumi dan tata surya...tapi tidak dengan dunia saya..... dunia saya berubah..seutuhnya....

Meja Rias


Seperti biasanya..saya mengantuk...


Meja rias saya masih berantakan dengan berbagai alat make up yang saya pakai  tadi pagi..

Ah sudahlah lagipula saya malas untuk beranjak dari sofa empuk saya untuk sekedar merapikannya, lagipula saya sudah mengantuk ya mengantuk...

Jam dinding kamar menunjukan pukul 12 malam saat saya terbangun, saya masih pakai baju kerja lengkap dan meringkuk di sofa, sepertinya saya ketiduran...lagi...

Mau tidak mau saya harus beranjak ke depan meja rias untuk menghapus make up dan ganti baju... lagi-lagi saya melihat foto kamu masih terpajang manis disitu...tidak pernah ada yang berubah dengan foto kamu masih dengan bingkai yang sama, dan letak yang sama.. tidak pernah saya biarkan  benda apapun menutupinya...

Sama seperti foto kamu...kamupun masih menjadi satu2 nya pria yang saya pajang dihati saya, sudah 1.545 hari kamu terus betah ada dihati saya, jangan tanyakan alasannya, saya juga tidak tau kenapa bisa jatuh cinta sama pria seperti kamu, toh saya penganut aliran “ love doesn’t need reason” jadi buat apa pusing2 memikirkan alasannya...kamu...masih dengan bingkai yang sama dan letak yang sama dihati saya, persis seperti di meja rias kesayangan saya...

Saya tidak bermaksud sengaja statis mempertahankan rasa cinta saya, bahkan sudah saya coba berkali2 untuk melupakan kamu dengan berbagai cara...tapi hasilnya? Muka innocent kamu makin menghantui saya lebih dari sebelumnya...saya pernah coba berteriak didepan kaca berkata
“saya benci senyum innocent kamu”
“saya benci mata indah kamu”
“saya benci bibir kecil kamu”
“’saya benci semua perhatian kamu”
“saya benci nada bicara sopan kamu”
“saya benci diperlakukan istimewa sama kamu”

Dan hasilnya? Saya melihat seorang gadis tolol yang berteriak2 konyol di pantulan kaca yang justru membuat keadaanya jadi lebih buruk...

Bukankah seharusnya saya sudah bisa melupakan kamu?toh Hampir 356 malam tidak ada kabar dari kamu...tapi nyatanya saya masih percaya kamu akan datang lagi kehidup saya sebagai sebuah kejutan...sama seperti pertama kali kamu datang kehidup saya lagi setelah 9 tahun tidak bertemu, sebuah kejutan ...

Terkadang saya marah pada harapan saya, jika sudah begitu maka komunikasi saya dengan hati saya jadi tidak baik...saya begitu ingin membuang foto kamu dari meja rias saya biar hati saya juga bersih dari  wajah kamu...tapi hati saya tidak mengijinkannya, bahkan menangis memohon saya untuk tidak melakukannya...saya terdiam dan benar2 tidak bisa melakukannya.

Hampir tiap malam saya mengucapkan selamat tidur untuk kamu, begitu juga setelah kamu menghilang...tidak ada yang berubah, kecuali 356 malam terakhir saya hanya menitipkan ucapan itu pada angin dan saya yakin, pasti sudah sampai kepada kamu, sampai kamu bosan mendengarnya.

Terkadang saya iri pada semua yang kamu bawa pergi...seandainya saja saya bisa menjelma menjadi blackberry kesayanganmu, selimut kumal teman tidur setiamu, atau momo (kucing manis yang selalu menemanimu), pasti sekarang saya tidak terlalu merindukan kamu seperti ini, kenapa saya tidak kamu bawa pergi seperti mereka?atau mungkin hanya saya yang sengaja ingin kamu tinggalkan tanpa pamit? Entahlah..saya tidak tau..

Hey kamu...
Dimanapun kamu, saya hanya ingin kamu tau bahwa tidak ada yang berubah...kamu masih dengan bingkai dan letak yang sama dihati saya...sama persis seperti di meja rias kesayangan saya  ......